CSS Homepage

Rabu, 23 Oktober 2019

Antri Tiket Kereta yang Sia Sia

Antri Tiket Kereta yang Sia Sia

Kejadian ini menurutku merupakan pengalaman unfaedah yang membuatku terlihat semakin ndeso. Lha gimana tidak? Hal yang sudah umum diketahui banyak orang, tapi aku tidak tahu sama sekali dan hal yang seharusnya bisa didapatkan dengan tidak antri, aku malah nekat ikut ngantri, indah kan jadinya... haisshh...

Jadi gini nih ceritanya. Dulu tepatnya masih tahun 2016 kalau gak salah, waktu itu mau traveling ke Malang aku bingung mutusin mau naik apa. Mau naik motor, motor belum diservice soalnya gak bisa di starter, mungkin si motor sudah lelah kali ya.

Mau naik kuda gak punya jerapah [Apa hubungannya woei?!] maksudnya gak punya kuda ndeng! Kemudian terfikirkan mau jalan kaki, setelah mencari info di Mbah Google mengenai berapa jauh jarak dari Blitar ke Malang ternyata hanya... em... lihat sendiri aja deh!

Jarak Blitar - Malang

Setelah melihat informasi tersebut dan menganalisa dengan seksama, keinginanku untuk jalan kaki dari Blitar ke Malang sirna sudah. Namun aku tidak menyesal, justru malah bahagia [Lho kenapa?] Capek ndeng --__-- 78 km!

Dari situlah aku memutuskan untuk menunggangi kursi kereta dalam perjalanan ke Malang, walaupun penunggangnya banyak juga tapi gakpapa lah, sekalian bisa balapan walaupun dalam keadaan diam di tempat duduk. [Cooohhhh...]

Besoknya waktu tiba hari H pemberangkatan ke Malang, pagi-pagi aku meluncur ke stasiun untuk membeli tiket. Sesampainya disana aku kaget loketnya gak ada, mbak-mbak cakepnya pada ilang semua, padahal tempatnya masih ada.

Kemudian aku tanya dimana loketnya sekarang kepada satpamnya yang kebetulan teman lamaku pas SMP. Bukannya langsung menjawab malah tertawa kecil dan terucap kata "NDESO!" Hmm... sungguh sambutan yang begitu hangat.

Akhirnya dia memberitahu kalau loketnya pindah di sebelah barat yang sebelumnya ada di sebelah timur, ternyata stasiun di Blitar banyak perbuahannya [perubahan woei!!! esmosi w!] Ya itulah pokoknya. Tapi karena waktu itu aku lupa gak bawa smartphone, jadi gak bisa fotoin lokasinya.

Setelah itu aku langsung menuju ke loket untuk membeli karpet dan ternyata yang dijual hanya tiket, akhirnya gak jadi beli karpet. Seperti biasa aku meminta formulir untuk membeli tiket kereta api dan mengisi datanya sesuai dengan identitas.

Setelah mengisi kemudian aku duduk antri sambal menunggu... [Sambil woei! Sambil!!!] Iya iya! sambil menunggu panggilan nomor antrian yang kebetulan aku dapat nomor 53 dan antriannya masih berada di posisi nomor 23, sungguh memilukan.

Di samping kiri tempatku duduk, ada Ibuck-ibuck yang mengajakku mengobrol sambil mengantri biar gak bosan. Terus Ibuck tersebut berbaik hati memberikan nomor antriannya yang bernomor 37 untuk kugunakan agar tidak terlalu lama menunggu katanya. Kenapa kok diberikan nomor antriannya, ternyata Ibuck ini sebelumnya memencet tombol antrian 2 kali, jadi punya 2 nomor antrian. Ya syukurlah, jadi gak terlalu lama ngantrinya.

Sekitar 20 menit kemudian, ada bapack-bapack yang dari belakang kemudian maju ke depan duduk tepat disamping kananku. Kemudian Bapack-bapack tersebut mulai mengajak ngobrol.

Bapack-bapack: Mau kemana dik?

Fery Ganteng: Mau ke Malang Pack, Panjenengan?

Bapack-bapack: Mau ke Surabaya saya dik, mau berangkat ke Malang kapan lho?

Fery Ganteng: Berangkat hari ini Pack jam 10.00.

Bapack-bapack: Lho? Kok gak beli langsung tiketnya? Kok malah ikut ngantri?

Fery Ganteng: Lho memangnya bisa ya Pack beli langsung, bukannya harus antri dulu?

Bapack-bapack: Kalau beli tiket untuk go show atau hari ini, itu bisa beli langsung ke loketnya, gak perlu ngantri. Yang ngantri itu untuk pembelian tiket yang dipesan untuk besok atau hari lainnya.

Fery Ganteng: Oh gitu ya Pack, makasih banyak ya Pack infonya

Formulir pembelian tiket kereta
Penampakan formulir pembelian tiket kereta yang sia-sia

Setelah percakapan itu dalam hati aku merasa sangat-sangatlah ndeso lagi wkwk, soalnya hal yang seperti itu aku gak tahu, soalnya jarang naik kereta. Walaupun pernah, tapi tiketnya pasti aku beli sehari sebelumnya jadi terbiasa mengisi formulir dulu kemudian antri. Kemudian aku menuju ke loket khusus pembelian tiket go show, disana pun juga antri tapi hanya 3 orang dan berdiri tanpa nomor antrian.

Setelah giliranku tiba dan menyelesaikan pembayaran, kemudian aku berbalik untuk keluar dan apa yang aku lihat tepat di belakangku? Ada Ibuck-ibuck yang tadi memberikan nomor antriannya untukku. Tak kusangka ternyata... Ibucknya juga akan membeli tiket go show dan ikut ngantri juga wkwkwk. Dalam hati ngakak, tapi kasian juga Ibuck-ibuck itu. [Woei! wkwkwk]

Akhirnya tiket menuju ke Malang udah ada. Selanjutnya aku bergegas pulang menyiapkan kebutuhan fashion dan barang lain yang perlu dibawa. Diperjalanan pulang aku masih saja kebayang sama hal tadi tentang Ibuck-ibuck yang juga ikut ngantri yang sia-sia. Ternyata bukan aku saja yang ndeso mengenai program ini hahaha.

Buat temen-temen yang belum tahu, sekarang jadi tahu kan kalau beli tiket untuk go show atau pemberangkatan pada hari itu juga bisa dibeli langsung ke loket tanpa mengisi formulir dahulu. Tapi kalau antri ya tetep antri walaupun gak sebanyak di loket khusus pemberangkatan hari besok atau lainnya.

Panjenengan ➠ Anda

Thumbnail ➠ https://www.pexels.com/photo/people-walking-on-train-station-6260430/


Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

📍 Hi! Tinggalkan jejak komentar relevan yuk!
Link aktif akan otomatis dihapus!

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *